Nilai Tukar Petani Provinsi NTB Sebesar 99,75

Abstraksi

Penghitungan Nilai Tukar Petani Bulan Desember 2013 telah menggunakan tahun dasar baru (2012=100) dimana sebelumnya menggunakan tahun dasar (2007=100). Berdasarkan hasil penghitungan NTP dengan tahun dasar (2012=100), pada bulan Januari 2014, Nilai Tukar Petani Padi & Palawija (NTPP) tercatat sebesar 97,14, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 100,75, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 93,31, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPPT) 107,90 dan Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) 97,46. Untuk Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) dirinci untuk NTP Perikanan Budidaya (NTPi) tercatat 96,92 dan Nilai Tukar Perikanan Tangkap (NTN) tercatat 97,80 Secara gabungan, Nilai Tukar Petani Provinsi NTB sebesar 99,75. Ini berarti mengalami penurunan 0,43 persen bila dibandingkan dengan bulan Desember 2013 dengan Nilai Tukar Petani sebesar 100,18.

Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi NTB yang diperoleh dari hasil bagi antara indeks yang diterima petani dengan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM), untuk bulan Januari 2014 tercatat 101,99 yang berarti mengalami peningkatan 0,17 persen dibandingkan bulan Desember 2013 dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian 101,82.

Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan Januari 2014, sebanyak 21 Provinsi mengalami peningkatan NTP dan 12 Provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi NTP bulan Januari 2014 terjadi di Sumbar yaitu sebesar 0,98 persen, karena indeks yang diterima naik hingga 1,91 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sultra yaitu sebesar 1,47 persen, karena indeks yang diterima petani turun sampai dengan 0,54 persen.

Pada bulan Januari 2014, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 1,15 persen. Inflasi terjadi karena peningkatan pada lima kelompok indeks konsumsi rumah tangga yaitu: bahan makanan (1,97 %), perumahan (1,09 %), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,73 %), kesehatan (0,32 %) dan sandang (0,12 %). Satu kelompok indeks konsumsi rumah tangga tidak mengalami perubahan yaitu kelompok transportasi dan komunikasi. Sedangkan satu kelompok indeks konsumsi rumah tangga mengalami penurunan yaitu kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga (-0,01 %).