Jakarta – “Untuk pertama kalinya sensus penduduk akan menggunakan data yang bersumber dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil. Ini merupakan hal istimewa dalam sejarah Sensus Penduduk di Indonesia,” ucap Ahmad Jaelani, Inspektur Utama BPS saat membuka kegiatan pelatihan Instruktur Utama (Intama) Sensus Penduduk 2020 (SP2020) di Hotel Gran Melia (11/11).
“Dengan melibatkan teman-teman daerah, harapannya akan memperkaya masalah-masalah apa yang akan muncul di lapangan,” jelas Ahmad Jaelani.
Selama enam hari efektif, peserta akan mendalami dan mengelaborasi bagian besar dalam sensus penduduk, yaitu kegiatan lapangannya. Selain penjelasan materi konsep dan definisi, juga akan dilakukan role playing menggunakan kuesioner yang sudah final.
“Ya, kuesioner SP2020 sudah difinalkan. Satu kuesioner itu hanya terdapat 21 pertanyaan yang menyangkut variabel individu, pekerjaan, perumahan, dan pendidikan,” ungkap Mariet Tetty selaku ketua penyelenggara. Sementara pertanyaan yang lebih rinci dan lebih banyak akan dilaksanakan pada pencacahan sampel di tahun 2021.
Konsep serta definisi yang jelas dan mengacu pada panduan internasional yang digunakan dalam SP2020 harus dipahami secara baik oleh para instruktur utama. Hal ini menjadi titik awal untuk menjamin data hasil SP2020 yang akurat dan terbanding.