17 Oktober 2019 | Kegiatan Statistik
Yogyakarta - Layaknya partai final yang menentukan, Survei Penyusunan Disagregasi PMTB tahun ini pun telah memasuki pada puncaknya. Sebelum data akan dirilis di awal tahun depan, sekitar Februari, maka rekonsiliasi pun dilakukan. “Yang namanya rekonsiliasi ini kan suatu usaha untuk mencari titik temu,” terang Puji Agus Kurniawan, Direktur Neraca Pengeluaran BPS. Ini yang membuat sebanyak 105 pegawai BPS provinsi yang menggawangi neraca ditemukan dengan pegawai 47 pegawai BPS pusat di Yogyakarta selama tiga hari, 15-17 Oktober 2019.
“Tolong jangan sampai ada perbedaan. Ini (data PMTB, red) prioritas nasional, pasti diperhatikan banyak pihak. Jangan sampai memunculkan keraguan dari pengguna data,” tambah Puji. Perjalanan Survei Penyusunan Disagregasi PMTB ini sendiri sudah masuk dua tahun, sejak persiapannya di tahun 2017. Survei ini sejalan dengan prioritas nasional pemerintah, yakni program perbaikan iklim investasi dan penciptaan lapangan kerja. Sehingga dibutuhkan data tentang investasi sebagai landasan program pemerintah.
"Harapannya benar-benar angka PMTB bisa kita hasilkan dan didiseminasikan, kuncinya di pertemuan tiga hari ini,” ungkapnya lagi. Di saat yang bersamaan, BPS juga mempunyai agenda Pengembangan Supply and Use Table (SUT), yang memberikan gambaran rinci tentang penyediaan barang dan jasa produksi dalam negeri dan impor, serta penggunaan barang dan jasa untuk konsumsi antara dan konsumsi akhir (konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal bruto, ekspor). “Jadi ya bisa digunakan untuk menguji apa data PMTB ini sudah memenuhi kaidah dari sisi supply-nya. Hingga selesainya SUT bisa menjadi keyakinan data PMTBnya juga baik,” menurut Puji.
Dalam rekonsiliasi ini juga turut menghadirkan narasumber luar BPS. Mudrajad Kuncoro, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada hadir di hari kedua dengan membawakan materi mengenai bagaimana menggunakan data BPS dalam menganalisis suatu daerah. “Ekonomi regional akan mengintegrasikan tiga paradima. Pertama adalah dimensi ekonomi secara arus utama, dengan pertanyaan ‘what to produce’, ‘how to produce’, dan ‘for whom to produce’. Kedua adalah dimensi geografi, dimana lokasi industri atau perusahaan, di mana si miskin, dan growth poll di daerah ada di mana. Ketiga, pendekatan strategi, sumber daya apa yang dimiliki di daerah. Dan itu dapat dilihat dari data BPS. Data BPS itu merupakan menu utama saya, semua saya pakai. Dari sensus penduduk ke sensus ekonomi, dari PDRB ke berita resmi statistik,” aku Mudrajad.
Berita Terkait
Rekonsiliasi PMTB, BPS Siapkan Data Investasi
Pelaksanaan Pencacahan Survei Indepth Study Penyusunan Disagregasi PMTB 2018
Komitmen Bersama K/L dalam Penyusunan Disagregasi PMTB
Pelatihan Calon Innas Pengolahan Survei Disagregasi PMTB
Sosialisasi Survei Disagregasi PMTB oleh BPS Kabupaten Dompu
Sosialisasi Survei Disagregasi PMTB Oleh BPS Provinsi NTB
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Kabupaten Dompu (Statistics Indonesia Dompu Regency) Jln. Akasia No. 2 Dompu 84211
Telp (0373) 21084
Faks (0373) 21084
Mailbox : bps5205@bps.go.id
Tentang Kami